This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 26 Juni 2015

TUGAS PSIKOTERAPI KELOMPOK 9

A. Terapi Keluarga

1. Pengertian Terapi Keluarga
    Terapi keluarga dapat ditempatkan dalam konteks yang lebih luas dari teoritis ilmu psikologi mengenai intervensi keluarga (Liddle, Bray, Levant, & Santisteban, 2002), intervensi keluarga psikologi dapat melibatkan, menilai, dan memperhatikan beberapa sistem dan tingkat pengaruh sosial, termasuk rekan, sekolah, pekerjaan, dan komunitas.
    Suatu metode terapi dimana anggota keluarga memperoleh pemahaman terhadap permasalahannya, mengembangkan komunikasi, dan meningkatkan fungsi dari setiap individu dalam keluarga. Terapi keluarga adalah cara baru untuk mengetahui permasalahan seseorang, memahami perilaku, perkembangan simtom dan cara pemecahannya. Jadi, terapi keluarga adalah metode dimana anggota keluarga memperoleh pemahaman terhadap permasalahannya, mengembangkan komunikasi, memahami perilaku dan menemukan solusi bagaimana cara pemecahannya.
    Terapi keluarga dapat dilakukan sesama anggota keluarga dan tidak memerlukan orang lain, terapis keluarga hanya membantu untuk mengidentifikasi dan merubah masalah maladaptif, menjadi lebih sehat dan mengusahakan supaya keadaan dapat disesuaikan, terutama pada saat antara yang satu dengan yang lain berbeda. Fokus dari terapi ini, bukan individual, namun pada keluarga secara keseluruhan.
    Tujuan konseling keluarga terutama adalah untuk mengerti keluarga penderita gangguan skizofrenia, konseling keluarga dianggap cara baru untuk mengerti dan menangani penderita gangguan mental. Kemudian konseling keluarga tidak hanya berguna untuk menangani individu dalam konteks keluarga, tetapi juga keluarga yang tidak berfungsi baik.

2. Prinsip Terapi Keluarga
    Terapi keluarga didasarkan pada teori system (Van Bertalanffy, 1968) yang terdiri dari 3 prinsip. Pertama adalah kausalitas sirkular, artinya peristiwa berhubungan dan saling bergantung bukan ditentukan dalam sebab satu arah–efek perhubungan. Jadi, tidak ada anggota keluarga yang menjadi penyebab masalah lain; perilaku tiap anggota tergantung pada perbedaan tingkat antara satu dengan yang lainnya. Prinsip kedua, ekologi, mengatakan bahwa system hanya dapat dimengerti  sebagai pola integrasi, tidak sebagai kumpulan dari bagian komponen. Dalam system keluarga, perubahan perilaku salah satu anggota akan mempengaruhi yang lain. Prinsip ketiga adalah subjektivitas yang artinya tidak ada pandangan yang objektif terhadap suatu masalah, tiap anggota keluarga mempunyai persepsi sendiri dari masalah keluarga.
Terapi keluarga tidak bisa digunakan bila tidak mungkin untuk mempertahankan atau memperbaiki hubungan kerja antar anggota kunci keluarga. Tanpa adanya ksadaran akan pentingnya menyelesaikan masalah pada setiap anggota inti keluarga, maka terapi keluarga sulit dilaksanakan. Bahkan meskipun seluruh anggota keluarga datang atau mau terlibat, namun beberapa system dalam keluarga akan sangat rentan untuk terlibat dalam terapi keluarga.

3. Model Terapi Keluarga
Behavioral
    Tujuan dari terapi behavioral adalah merubah konsekuaensi perilaku anatar pribadi yang mengarah pada penghilangan perilaku maladaptif atau problemnya. Kerangka umum dari pendekatan behavioral adalah masa kini yang lebih memfokuskan pada lingkungan interpersonal yang terpelihara dan muncul terus dalam pola perilaku terkini. Fungsi utama dari terapis adalah direktif, mengarahkan, membimbing atau model dari perilaku yang diinginkan dan negosiasi kontrak.

Psikodinamika
    Tujuan dari terapi psikodinamika ini adalah pertumbuhan, pemenuhan lebih banyak pada pola interaksi yang lebih. Psikodinamikan memandang keluarga sebagai system dari interaksi kepribadian, duimana setiap individu mempunyai usb-sistem yang penting dalam keluarga, sebagaimana keluarga sebagai sebuah sub-sistem dalam sebuah komunitas. Terapis menjadi fasilitator yang menolong keluarga untuk menentukan tujuannya sendiri dan bergerak kearah mereka sebagaimana sebuah kelompok.
    Kerangka umum adalah masa lalu, sejarah dari pengalaman terdekat yang perlu diungkap. Aturan dari ketidaksadaran adalah konflik dari masa lalu yang tidak terselesaikan akan Nampak pada perilaku sadar seseorang secara kontineu untuk mrnghadapi situasi dan obyek yang ada sekarang. Fungsi utama dari terapis bersikap netral artinya membuat intepretasi tehadap pola perilaku individu dan keluarga.
Bowenian
    Tujuan terapi adalah memaksimalkan diferensiasi diri pada masing-masing anggota keluarga. Kerangka umumnya dari Bowen adalah mengutamakan masa kini dan tetap memperhatikan latar belakang keluarga. Atauran dari ketidak sadaran adalah konsep terkini yang menyatakan konflik yang tidak disadari meskipun saat ini tampak pada masa interaktif. Fungsi utama dari terapis adalah langsung tapi tidak konfrontasi dan dilihat melalui penyatuan keluarga. Bowen mencoba menjembatani antara pendekatan yang berorientasi pada psikodinamika yang menekankan pada perkembangan diri, isu-isu antar generasi dan peran-peran masa laludengan pendekatan yang membatasi perhatian pada unit keluarga dan pengaruhnya dimasa kini.




B. Contoh Kasus

1. Permasalahan
Don                 : Father
                          Ex-Husband
                         Has Child Custody
Don adalah seorang ayah yang sangat menyayangi anak-anaknya. Tetapi ia tidak merasa demikian beberapa waktu terakhir karena ia merasa bahwa anak laki-lakinya telah menjadi seorang anak yang nakal dan menakutkan.
Angela             : Mother
                         Ex-Wife
                         Has Visitation Rights
Angela begitu heran dengan kelakuan anak laki-lakinya yaitu Ben. Namun yang membuat ia lebih heran lagi adalah mengapa suaminya mengizinkan Ben untuk minum minuman keras.
Heather           : Daughter
                          Sister
                              Student
    Heather mengatakan bahwa hubugannya dia dengan kedua orang tuanya sangat baik. Namun berbeda dengan hubungannya dengan kakaknya, Ben, ia merasa bahwa hubungannya dengan Ben sangat gila.
Ben                  : Son
                          Brother
                          Unemployed
Ben adalah sorang kakak yang pengangguran yang mempunyai hubungan yang sangat tidak baik dengan adik perempuannya.


2. Proses Terapi
            Terdapat 4 orang yang terlibat dalam proses terapi. Seorang terapis wanita, Don (ayah), Ben (anak laki-laki), dan Heather (anak perempuan). Terapi dilakukan di sebuah ruangan tertutup. Posisi duduk mereka membentuk setengah lingkaran, dengan ujung paling kiri yaitu Ben, kemudian di sebelahnya adalah terapis, setelah terapis adalah Heather, dan kemudian di ujung paling kanan adalah Don.
Awalnya, terapis mengatakan bahwa penting sekali membahas masalah hubungan antar anggota keluarga tersebut. Kemudian terapis juga meluruskan tentang peran orang tua dan anak dalam sebuah keluarga. Hal ini ditekankan kembali karena Don (ayah) cenderung membela Heather, anak perempuannya. Akan tetapi pada akhirnya Don dapat menyadari sikap seperti apa yang harus ia lakukan sebagai orang tua yang baik. Setelah itu terapis meminta ayah dan Ben untuk bertukar posisi duduk agar Ben dan Heather dapat duduk berdampingan.
Terapis mempersilahkan Heather untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya terhadap sosok Ben. Heather mengatakan bahwa ia merindukan sosok kakaknya yang seperti dulu dan ia merasa bahwa ia sudah tidak mengenali kakaknya lagi, yang sekarang ini dianggap sering berperilaku menyimpang. Misalnya saja sekarang Ben terbiasa pulang pagi dan juga berkata-kata kasar.
Setelah Heather selesai mengungkapkan apa yang ia rasakan dan pikirkan kemudian terapis meminta Ben untuk menanggapi apa yang disampaikan oleh adik perempuannya tersebut. Dan terungkaplah bahwa selama ini Ben merasa bahwa selama ini dia diperlakukan secara berbeda dengan adiknya.
Setelah mendengar pengakuan dari kedua kakak beradik tersebut, terapis pun berusaha memberikan insight pada sang ayah tentang akar permasalahan yang terjadi di antara Ben dan Heather. Dan di akhir sesi terapi, hubungan antar anggota keluarga tesebut pun terlihat menjadi lebih hangat. Terapi selesai.


3. Pembahasan
Salah satu bentuk intervensi Psikologi Keluarga adalah terapi keluarga. Terapi keluarga merupakan salah satu terapi modalitas yang melihat masalah individu dalam konteks lingkungan khususnya keluarga. Untuk dapat menjalankan terapi keluarga dengan baik diperlukan pendidikan dan latihan dengan dilandasi berbagai teoeri yaitu psikoterapi kelompok, konsep keluarga struktur dan fungsi keluarga, dinamika keluarga, terapi perilaku dan teori komunikasi.
Contoh kasus diatas dapat di kaitkan dengan terapi keluarga didasarkan pada teori system (Van Bertalanffy, 1968) yang terdiri dari 3 prinsip. Pertama adalah kausalitas sirkular, artinya peristiwa berhubungan dan saling bergantung bukan ditentukan dalam sebab satu arah–efek perhubungan. Jadi, tidak ada anggota keluarga yang menjadi penyebab masalah lain; perilaku tiap anggota tergantung pada perbedaan tingkat antara satu dengan yang lainnya. Prinsip kedua, ekologi, mengatakan bahwa system hanya dapat dimengerti  sebagai pola integrasi, tidak sebagai kumpulan dari bagian komponen. Dalam system keluarga, perubahan perilaku salah satu anggota akan mempengaruhi yang lain. Prinsip ketiga adalah subjektivitas yang artinya tidak ada pandangan yang objektif terhadap suatu masalah, tiap anggota keluarga mempunyai persepsi sendiri dari masalah keluarga.
Dalam prinsip pertama kausalitas sirkular yang menjelaskan bahwa peristiwa yang terjadi itu berhubungan dan saling bergantung, memiliki sebab atas perilaku Heather yang jelas di ungkapkan nya bahwa Heather merindukan Ben yang dulu dan Ben menyatakan bahwa Don telah bersikap pilih kasih. Model terapi keluarga yang digunakan oleh terapis pada kasus diatas adalah behavioral, dimana terapis berusaha untuk merubah perilaku maladaptif pada diri Ben dan mencoba untuk mempererat hubungan interpersonal antara Don, Ben, dan Heather.

Rabu, 25 Maret 2015

PSIKOTERAPI

Minggu, 18 Januari 2015

TUGAS 4 (Pelatihan dan Pengembangan)

A. DEFINISI PELATIHAN

Menurut beberapa para ahli:

1. Gomes (2003:197)
Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya

2. Bernardin dan Russell (1998:172)
Pelatihan didefinisikan sebagai berbagai usaha pengenalan untuk mengembangkan kinerja tenaga kerja pada pekerjaan yang dipikulnya atau juga sesuatu berkaitan dengan pekerjaannya. Hal ini biasanya berarti melakukan perubahan perilaku, sikap, keahlian, dan pengetahuan yang khusus atau spesifik. Dan agar pelatihan menjadi efektif maka di dalam pelatihan harus mencakup suatu pembelajaraan atas pengalaman-pengalaman, pelatihan harus menjadi kegiatan keorganisasian yang direncanakan dan dirancang didalam menanggapi kebutuhan-kebutuhan yang teridentifikasi.

3. Never Ending Transfusing - Application Training (NET-at)
Pelatihan adalah kegiatan belajar dan praktek untuk sesuatu tujuan baik, dilakukan secara berulang-ulang dan terus-menerus untuk meningkatkan kemampuan (continuously and never end) manusia, dan fitrahnya.


B. TUJUAN DAN SASARAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN

Tujuan diselenggarakan peltihan dan pengembangan diarahkan untuk membekali, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan. Adapun tujuannya sebagai berikut :
1.         Meningkatkan produktivitas
2.         Meningkatkan mutu tenaga kerja
3.         Meningkatkan ketepatan dalam perencanaan SDM
4.         Meningkatkan semangat kerja: Suatu rangkaian reaksi positif dapat dihasilkan       dari program pelatihan perusahaan yang direncanakan dengan baik.
5.         Menarik dan menahan tenaga kerja yang baik
6.         Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja
7.         Menunjang pertumbuhan pribadi (personal growth)


C. FAKTOR PSIKOLOGI DALAM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN

Dalam kenyataan sehari-hari banyak faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi seseorang dalam bekerja. Faktor-faktor tersebut seringkali tidak dapat diselesaikan dengan pendekatan-pendekatan lain di luar psikologi. Contoh: dalam suatu tim yang terdiri dari para pakar yang sangat genius seringkali justru tidak menghasilkanperformance yang baik dibandingkan dengan sebuah tim yang terdiri dari orang-orang yang berkategori biasa-biasa saja.

Bagaimana psikologi berperan dalam perusahaan, menurut John Miner dalam bukunya Industrial-Organizational Psychology (1992), dapat dirumuskan dalam 4 bagian:

1. Terlibat dalam proses input: melakukan rekrutmen, seleksi, dan penempatan karyawan.

2. Berfungsi sebagai mediator dalam hal-hal yang berorientasi pada produktivitas: melakukan pelatihan dan pengembangan, menciptakan manajemen keamanan kerja dan teknik-teknik pengawasan kinerja, meningkatkan motivasi dan moral kerja karyawan, menentukan sikap-sikap kerja yang baik dan mendorong munculnya kreativitas karyawan.

3. Berfungsi sebagai mediator dalam hal-hal yang berorientasi pada pemeliharaan: melakukan hubungan industrial (pengusaha-buruh-pemerintah), memastikan komunikasi internal perusahaan berlangsung dengan baik, ikut terlibat secara aktif dalam penentuan gaji pegawai dan bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkannya, pelayanan berupa bimbingan, konseling dan therapi bagi karyawan-karyawan yang mengalami masalah-masalah psikologis Terlibat dalam proses output: melakukan penilaian kinerja, mengukur produktivitas perusahaan, mengevaluasi jabatan dan kinerja karyawan.

Dengan melihat peran tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa Psikologi berperan dalam semua aspek-aspek individual yang berhubungan dengan pekerjaan dan organisasi. Peran tersebut diatas juga sekaligus menepis anggapan yang mengatakan bahwa para Psikolog yang direkrut oleh perusahaan tidak lebih dari "tukang test dan Interviewer". Meskipun dalam kenyataannya masih sering ditemui bahwa para Psikolog yang ditempatkan di HRD atau Personalia hanya dapat menjalankan fungsinya sebagai recruiter atau petugas yang membayar gaji pegawai semata. Bagaimana para Psikolog memaksimalkan perannya dalam perusahaan merupakan tantangan bagi para profesional di bidang Psikologi untuk bersaing dengan para lulusan dari bidang-bidang ilmu lain seperti Ekonomi, Hukum, dll. (jp)


D. TEKNIK DAN METODE PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN

Program-program pelatihan dan pengembangan dirancang untuk meningkatkan perestasi kerja, mengurangi absensi dan perputaran, serta memperbaiki kepuasan kerja. Ada dua kategori pokok program pelatihan dan pengembangan manajemen. (Decenzo&Robbins:1999:230):
1.         Metode praktis (on the job training)
2.         Teknik-teknik presentasi informasi dan metode-metode simulasi (off the job training)

Masing-masing kategori mempunyai sasaran pengajaran sikap konsep atau pengetahuan dan/atau keterampilan utama yang berbeda. Dalam pemilihan teknik tertentu untuk dugunakan pada program pelatihan dan pengembangan, ada beberapa trade offs. Ini berarti tidak ada satu teknik yang selalu baik: metode tergantung pada sejauh mana suatu teknik memenuhi faktor-faktor berikut:
1.         Efektivitas biaya
2.         Isi program yang dikehendaki
3.         Kelayakan fasilitas-fasilitas
4.         Preferensi dan kemampuan peserta
5.         Preferensi dan kemampuan instruktur atau pelatih
6.         Prinsip-prinsip belajar

Teknik-teknik on the job merupakan metode latihan yang paling banyak digunakan. Karyawan dilatih tentang pekerjaan baru dengan sepervise langsung seorang pelatih yang berpengalaman (biasanya karyawan lain). Berbagai macam teknik ini yang bisa digunakan dalam praktek adalah sebagai berikut:
1.         Rotasi jabatan
2.         Latihan instruksi pekerjaan
3.         Magang (apprenticeships)
4.         Coaching
5.         Penugasan sementara

Teknik-teknik off the job, dengan pendekatan ini karyawan peserta latihan menerima representasi tiruan (articial) suatu aspek organisasi dan diminta untuk menanggapinya seperti dalam keadaan sebenarnya. Dan tujuan utama teknik presentrasi (penyajian) informasi adalah untuk mengajarkan berbagai sikap, konsep atau keterampilan kepada para peserta. Metode yang bisa digunakan adalah:
1.         Metode studi kasus
2.         Kuliah
3.         Studi sendiri
4.         Program computer
5.         Komperensi
6.         Presentasi


Sumber:
http://forum-mikomunitas.blogspot.com/2013/07/definisi-pelatihan-menurut-para-ahlinya.html
http://nailasuhada-m.blogspot.com/2012/04/pelatihan-dan-pengembangan-sumberdaya.html
http://www.e-psikologi.com/artikel/organisasi-industri/peran-psikologi-dalam-perusahaan